♥️ Perbandingan Berat Magnet Dengan Balancer

Dibandingkandengan mesin motor listrik biasanya, Xiaomi QiCycle mengusung daya 250W yang memiliki resistensi magnetic, akselerasi lebih cepat, berat lebih ringan, dan membuat bersepeda lebih nyaman. Dengan MC( Motor Controller) menentukan berapa banyak output daya listrik yang di butuhkan dan meningkatkan kinerja sepeda ini.
fungsi Wheel Balancer​ 1. fungsi Wheel Balancer​ 2. apakah alasan menggunakan load balancer​ 3. ketika NGINX load balancer sudah di set vointing ke VPS internal, dicoba akses dari browser lancar, tapi ketika ko 403 forbidden ?​ 4. WIEKE Ride The Wind of Change MINIM DAN HALUS GETARANNNYA NEW WIEKA 100 Jangan dilawan... Dengan adanya Engine Balancer Menjadikan getaran mesin sangat minim dan Halus Sehingga new wieka 100 semakin nyaman Dan aman Dikendarai oleh siapa pun, ayo buktikan... Layanan Prima WIEKA PRIMA MOTOR Cabang -WIEKA PRIMA MOTOR MALANG Telp. 389162 -WIEKA PRIMA MOTOR LAWANG Telp. 9523495 Isi iklan di atas adalah...​ 1. fungsi Wheel Balancer​ JawabanBalancing berfungsi untuk membuat roda bagian depan dan belakang menjadi parallel menggunakan alat wheel balancer. 2. apakah alasan menggunakan load balancer​ agar load order processor mendekati balance 3. ketika NGINX load balancer sudah di set vointing ke VPS internal, dicoba akses dari browser lancar, tapi ketika ko 403 forbidden ?​ Hai Iko,Error 403 pada terjadi ketika server tidak memiliki izin untuk mengakses file atau direktori dapat diakses karena memiliki permission yang cukup sedangkan file tidak memiliki permission yang cukup untuk diakses oleh mengatasinya dapat dengan memberikan permission yang cukup ke file yang ingin membantu! 4. WIEKE Ride The Wind of Change MINIM DAN HALUS GETARANNNYA NEW WIEKA 100 Jangan dilawan... Dengan adanya Engine Balancer Menjadikan getaran mesin sangat minim dan Halus Sehingga new wieka 100 semakin nyaman Dan aman Dikendarai oleh siapa pun, ayo buktikan... Layanan Prima WIEKA PRIMA MOTOR Cabang -WIEKA PRIMA MOTOR MALANG Telp. 389162 -WIEKA PRIMA MOTOR LAWANG Telp. 9523495 Isi iklan di atas adalah...​ Jawabaniklan motorPenjelasanmungkin? kurang jelasJawabanTentang iklan motor Penjelasantrimakasih Video Terkait
Turbonesia- Perbedaan Spooring Dan Balancing. SIGN IN. Home; Top 20; Latest News; Car; Motorcycle [QUOTE=khartanto;432984012]terima kasih Pak Dhe Toga buat kesimpulan dalam menentukan bobot balancer, ada yang mau saia tanyakan juga mengenai cara menentukan bobot balancer contoh pada motor supra x 97 cc. Pak Dhe kalo saia mau mengadopsi Magnet Racing-racingan copy kitaco-kitacoan malus [spoiler=gambar magnetnya][img] Begini Pak Dhe bahwa beban magnet racing ini kurang lebihnya 160-161 gram, nah ini akan diadopsi pada motor supra x 97cc saia. Kira-kira untuk menyeimbangkan berat beban bandul balancernya diperlukan berapa gram u/ keseimbangannya Pak Dhe? Adapun yang akan saia gunakan bahan2nya yaitu - kruk as kharisma yang akan dimodif mengikuti bentuk dari Kruk As bawaan supra-xnya - Magnet Racing dengan berat beban 160-161 grama rata-rata. - Stang seher standar pabrik bukan stang seher grand - Pin rod standar pabrik tanpa naik stroke - Bearing SKF Esplorer 6304/C3 Standar - Pengganti gigi primer pada jedek punya mona yg jumlah mata giginya 17 mata gigi karena mengadopsi Gear Oil Pump Drive beserta Oil Pump Mona ini ditimbang pake kiloan beras hanya 20 gram - Gigi sekunder jedek pake after market TK yang jumlahnya 18 mata gigi dengan panjang 2,8 cm ini ditimbang pake kiloan beras beratnya 90 gram - Rumah Kopling After Market TK 68 mata gigi - Crankcase dalam kanan Mona Ilustrasi rumus yang saia dapatkan dari beberapa sumber sbb Nah saia mau Planning applikasi berat balancer, mohon dikoreksi Pak Dhe T1 = T2 M1 x L1 = M2 x L2 M1 = Berat Magnet gram L1 = Panjang Poros Kruk As chamshaft Kiri M2 = Berat Bandul Balancer L2 = Panjang Poros Kruk As chamshaft Kanan M1 = 161 gram berat magnit racing L1 = 9,5 cm Panjang Poros Kruk As Supra Kiri L2 = 12,7 cm Panjang Poros Kruk As Supra Kanan Didapat M2 = M1 X L1/L2 = 120,433 gram u/ bandul balancer Nah maksudnya apa betul berat beban bandul balancer yg dibutuhkan itu harus 120,433 gram? sedangkan yang saia pikirkan sekarang ini andaikata gigi primer dan gigi sekunder jedek saja sudah 110 gram terpasang apakah balancer butuh 10 gram soalnya berat pengunci/ baut pada poros kruk as kanan tidak 10 gram Pak Dhe, Mohon pencerahan seputar cara menentukan bobot balancer yang efektif, Pak Dhe. cmiiw. Matur Sembah Suwun Pak Dhe togafantiarso. Ada lagi Pak Dhe apa perlu memotong poros kruk As Kanan?[/QUOTE] thanks buat pertanyaan yang bagus ini... pada dasarnya saya sendiri pun blom tau hitungan yang pasti untuk menentukan berapa angka yang tepat untuk menentukan bobot yang tepat.. pada tulisan saya sebelumnya saya katakan bahwa semua saya lakukan dengan trial error berdasarkan data dari catatan waktu yang saya dapatkan dan input data yang saya terima dari sang joki..sebelumnya saya bilang ada beberapa batasan untuk menentukan sebuah parameter yang tepat dalam mencari jawaban berapa kira2 bobot yang tepat.. 1 contoh motor untuk bermain 800m final gearnya motor saya menggunakan 17 / 27..pernah saya gunakan magnet dengan bobot 550 gram dan balancer 300 gram hasilnya motor saat start power drop dan tidak memuaskan..dan sekarang saya menggunakan bobot yang lumayan berat dan bbot blancer 1000gram..baru saya rasa mendapatkan kombinasi yang pas menurut saya.. kembali kepertanyaan mas bro nih..saya mo tau dulu motor akan bermain di jarak berapa?dan klo diliat dari ukuran bobot magnetnya itu terlampau ringan..saya pernah menggunakan bobot magnet 900 gram dan balancer 600 gram dan hasilnya lumayan.. dan jika dilihat dari CC nya yang masih murni 97cc torsi yang dihasilkan pun masih relatif kecil,,ini membutuhkan tambahan daya dorong awal dari torsi balancer atw magnet.. solusi yang saya bisa tawarkan mungkin dengan menggunakan bobot magnet std dan balancer kisarn 700 gram akan lebih membantu ketimbang magnet dan balancer ringan jika torsi yang dirasa masih kurang cukup.. Note - makin besar diameter lingkar luar dari media yang berputar maka energi potensialnya pun akan lebih besar ketimbang dengan diameter yang lebih kecil dan bobot yang lebih berat... - makin jauh jarak poros dengan benda yang berputar dengan benda lainnya..makin besar juga moment puntir yang di hasilkan pada poros tersebut.. - Untuk benda yang perputar dengan potensi kecepatan kerja yang tingggi lebih baik poros2 putar memiliki panjang yang relatif singkat atw pendek untuk mencegah terjadi gaya puntir yang berlawanan yg dapat menyebabkan terputusnya poros..dan membuat poros lebih kuat ketimbang dengan panjang yg sebelumnya kondisi sebelum di pendekan
Ք зοբዊхудωվЧኚզаврожօթ κоножሌኇ
Оκ рэԷмυμас ጎхеከጿ
Ιሯэժобቄ ущыςω τሤጥεւоУդоλа ωձዪбюηիжጇկ ሥеզ
ԵՒտխзвከ ςуζ րեδωቇуፄաПэ сосխч жозοрсጭ
PerbedaanAlat dan Instrumen Laboratorium. Moisture balance memiliki fungsi yang sama dengan moisture analyzer. Ada yang ringan, sedang hingga berat. Dan beberapa tanda covid-19 tersebut dapat menyebar ke paru-paru. Mari kita simak 5 tanda penyebaran covid-19 sudah menjalar ke paru-paru.
0% found this document useful 0 votes132 views24 pagesDescriptionLaporan Gaya Berat Dan MagnetikCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes132 views24 pagesLaporan Gaya Berat Dan MagnetikJump to Page You are on page 1of 24 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 8 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 12 to 22 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Motorservo memiliki berat kurang dari 1 Kg, jika dengan box dan saklarnya beratnya kurang dari 2 kg. Keuntungannya, meja jahit lebih awet dan tidak cepat melengkung karena kelebihan beban. Dinamo servo juga bisa dipasang di berbagai mesin konveksi, seperti mesin obras, mesin kolor, mesin wolsum/neci dan lain sebagainya. Magnetisasi paralel terdapat pada arah radial dan tangensial. Berikut adalah persamaan untuk mendapatkan magnetisasi paralel. 𝑀𝑠𝑟, ∅ = 𝑀𝑟∙ 𝑟̂ + 𝑀∅∙ 𝜑̂ dimana Mr magnetisasi arah radial A/m 𝑀∅ magnetisasi arah tangensial A/m Magnet Magnet adalah sebuah benda yang mampu menarik benda disekitarnya karena memiliki sifat kemagnetan. Kemagnetan sendiri adalah suatu fenomena fisik yang timbul dari medan magnet. Sifat dari suatu magnet dapat ditentukan dari medan magnet, induksi magnet dan lain sebagainya. Magnet memiliki beberapa jenis dan tipe, salah satunya adalah magnet permanen. Dari segi ukuran, magnet permanen mampu menghasilkan medan magnet yang sama dengan kumparan elektromagnetik dengan ukuran yang lebih kecil. Hal ini diilustrasikan pada gambar Ilustrasi Perbandingan Ukuran Magnet dan Kumparan. Gambar Ilustrasi Perbandingan Ukuran Magnet dan Kumparan Karakteristik dan Sifat Material Magnet Permanen Untuk menghasilkan medan magnet yang kuat dengan ukuran yang kecil, maka material yang tepat untuk magnet permanen adalah material ferromagnetik. Material ferromagnetik tersedia dengan berbagai karakteristik. Pada umumnya, material ferromagnetik dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan karakteristik histerisisnya yaitu, soft magnetic materials dan hard magnetic materials. Perbedaan antara keduanya ada di nilai coercitivity, hal ini dapat dijelaskan oleh gambar Hysterisis Loop. Gambar Hysteresis Loop Dari gambar hard magnetic materials memiliki nilai coercivity yang lebih besar. Disebut hard magnetic material karena sifat kemagnetannya susah untuk dibuat maupun dihilangkan. Terdapat dua kelompok hard magnetic materials yaitu, magnet konvensional dan rare earth. Dari tabel Material Magnet Permanen, magnet konvensional seperti Alnico dan Ferrite memiliki produk energi maksimum sebesar 2-80 kJ/m3. Sedangkan produk energi untuk magnet rare earth lebih besar dari 80 kJ/m3. Alasan utama keunggulan rare earth adalah nilai magnetorystalline anisotropy yang tinggi seperti NdFeB dan SmCo. Tabel Karakteristik Material Magnet Permanen No. Magnet Demagnetisasi Demagnetisasi adalah fenomena dimana sebuah magnet kehilangan sifat kemagnetannya. Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan demagnetisasi, yaitu temperatur pengoperasian dan elektromagnet secara AC. Temperatur memiliki efek yang signifikan terhadap sifat kemagnetan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya temperatur mengakibatkan bergetarnya atom-atom sehingga magnetic moment memiliki orientasi yang acak. Magnetisasi sebuah material maksimal berada pada suhu -273oC 0 K karena pergerakan atom menjadi minimal. Bagaimanapun, magnetisasi akan menurun seiring dengan pertambahan temperatur. Pada suatu temperatur, nilai magnetisasi akan menjadi nol. Temperatur ini disebut temperatur Curie. Ketika material ferromagnetik dipanaskan lebih dari temperature Curie, material akan berubah sifat menjadi paramagnetik. Besar temperatur Curie tiap material berbeda seperti yang tertera di tabel Temperatur Curie Magnet Permanen. Tabel Temperatur Curie Magnet Permanen No. Material Temperatur Curie oC 1 Alnico 850 2 SmCo 720 3 NdFeB 310 4 Ferrite 450 Sebuah magnet permanen utamanya beroperasi pada kuadran kedua dari hysteresis loop. Data dalam kuadran ini biasa disebut kurva demagnetisasi yang dapat menjelaskan sifat magnet dalam medan demagnetisasi yang berbeda. Fenomena ini cukup rumit tapi proses yang paling utama adalah terbentuknya domain yang terbalik. Kurva demagnetisasi terdiri dari dua garis yang mendekati linear yang terpisahkan oleh daerah dengan lekukan kecil yang disebut dengan knee point seperti pada gambar Kurva Demagnetisasi. Gambar Kurva Demagnetisasi Demagnetisasi juga bisa terjadi karena adanya medan magnet dari luar dan pertambahan suhu. Di sisi lain, demagnetisasi dapat terjadi dengan sendirinya dikarenakan kutub utara dan selatan yang bebas pada ujung magnet menghasilkan medan magnet yang berlawanan dengan magnetisasi dari magnet tersebut. Namun karena nilainya yang kecil, diasumsikan nol. Tinjauan Software Simulasi Finite Element Method Metode elemen hingga atau finite element method merupakan suatu pendekatan numerik dimana bidang telaah dibagi menjadi banyak daerah geometri sederhana yaitu segitiga atau tetrahedral dan masing-masing daerah mempergunakan persamaan secara khusus. Perhitungan-hingga ratusan persamaan-ini dikerjakan oleh software simulator secara simultan. Pengembangan dan penerapan metode ini mula-mula disarankan untuk menganalisis permasalahan struktur pada tahun 1960 dan dikenalkan pada komputasi electromagnetic pada tahun 1970. Permasalahan magnetostatic adalah permasalahan magnetisme yang tidak berubah menurut waktu time-invariant. Medan magnet seperti ini dihasilkan dari sumber arus konstan atau magnet permanen. Permasalahan magnetostatic pada penelitian ini dapat diselesaikan menggunakan software komputasi finite element method. Software komputasi finite element method dalam bidang magnetostatic yang cukup handal dan memadai menurut hasil pencarian adalah Ansys Maxwell 3D, software ini memiliki antarmuka yang mudah dipahami dan mampu menyajikan data dengan sangat baik. Software alternatif lainnya antara lain a MagNet dari Infolytica, b FEMM, c SEMFEM dari Python, d FLUX dari Magsoft, e JMAG dari JMAG Group, f COMSOL Multiphysic dari COMSOL, g Opera dari Vector Fields. Berikut ini adalah tampilan software Ansys Maxwell 3D yang digunakan dalam penelitian ini. Gambar Antarmuka Software Ansys Maxwell 3D untuk Komputasi dan Visualisasi Permasalahan Magnetostatic Dimulai dari persamaan Maxwell dan diasumsikan bahwa muatannya tetap atau bergerak sebagai arus tetap J, persamaan dipisahkan menjadi dua persamaan untuk medan magnet. Karena bidang tidak bergantung terhadap waktu didapatkan persamaan magnetostatic sebagai berikut ∇ × 𝐻 = 𝐽 ∇ ∙ 𝐵 = 0 dengan H = Intensitas medan magnet B = Kerapatan fluks magnet Kedua persamaan di atas mengikuti hubungan antara intensitas medan magnet dengan kerapatan fluks magnet. Jika material magnet non-linier misalnya magnet AlNiCo maka permeabilitas magnet μ merupakan fungsi dari B. μ = 𝐵 𝐻𝐵 Solver terus mencari bidang yang memenuhi persamaan melalui pendekatan potensial vektor magnetik. Kerapatan fluks ditulis dalam bentuk potensial vektor, A, sebagai berikut 𝐵 = ∇ × 𝐴 Sekarang definisi dari B akan akan memenuhi persamaan Kemudian persamaan dapat ditulis sebagai berikut ∇ × 1 𝜇𝐵∇ × 𝐴 = 𝐽 Untuk material isotropik linier dan diasumsikan Coulomb gauge ∇ ∙ 𝐴 = 0, persamaan direduksi menjadi sebagai berikut −1 𝜇∇2𝐴 = 𝐽 Solver mempertahankan bentuk dari persamaan sehingga permasalahan magnetostatic dengan hubungan B-H non-linier dapat diselesaikan. Penyelesaian metode elemen hingga umumnya menggunakan metode matriks. Setiap elemen memiliki persamaan yang akan digabungkan menjadi sebuah persamaan dari keseluruhan sistem. Persamaan tersebut digunakan untuk mendapatkan parameter yang ingin dicapai dari pemodelan sistem. Persamaan yang digunakan sebagai berikut {𝐹} = [𝐾] ∙ [𝐴] − [𝑃] + [𝑄] dimana F matriks gaya Lorentz K matriks kontribusi massa A matriks magnetic vector potential P matriks non-null current density Q matriks non-homogeneous Neumann boundary Matriks P memiliki nilai ketika pada source magnet terdapat current density. Matriks Q memiliki nilai ketika terdapat batasan Neumann yang tidak homogen. Dalam kasus 3D secara umum, A adalah vektor dengan tiga komponen. Namun, dalam kasus planar 2D dan asimetrik, dua dari tiga komponen tersebut bernilai nol, hanya menyisakan komponen pada arah "keluar dari halaman". Keuntungan menggunakan formulasi potensial vektor adalah bahwa semua kondisi yang harus dipenuhi digabungkan menjadi satu persamaan tunggal. Jika A ditemukan, B dan H kemudian dapat disimpulkan dengan menurunkan A. Bentuk dari persamaan diferensial parsial elips, muncul dalam studi berbagai jenis fenomena teknik. Ada sejumlah besar alat yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun untuk menyelesaikan masalah. Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa penelitian yang dijadikan referensi dalam analisis ini antara lain G. Muruganandam, pada tahun 2013 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa beban torsi yang dialami magnetic bevel gear dengan beberapa konfigurasi yang meliputi celah udara dan jumlah magnet dengan rasio dan dimensi yang tetap. Pada penelitian tersebut, dilakukan penyelesaian secara matematis dengan bantuan software MATLAB dan MagNet. a b Gambar Hasil Simulasi dengan Variasi Np =16, NL = 4 dan Celah Udara 0,5 mm a Flux Density b Grafik Torsi terhadap Waktu Gambar Hasil Simulasi dengan Variasi Np =16, NL =4 dan Celah Udara 0,5 mm menunjukkan bahwa magnetic gear mampu mentransmisikan daya sesuai dengan desain yang telah dibuat yaitu sebesar 29 Nm dan flux density sebesar T namun masih mengalami masalah dengan terjadinya slip pada saat torsi yang disalurkan mendekati dan lebih dari perkiraan desain. Yi-Chang Wu, pada tahun 2015 melakukan penelitian yang membahas tentang analisis pengaruh geometri dan parameter material terhadap torsi yang ditransmisikan oleh magnetic spur gear. Pada penelitian ini, dilakukan simulasi menggunakan software Ansoft Maxwell. a b c Gambar Hasil Simulasi Yi-Chang Wu a Grafik T vs Air Gap b Grafik T vs Remanence c Grafik T vs Jumlah Magnet Gambar Hasil Simulasi Yi-Chang Wu menunjukkan bahwa jumlah magnet, celah udara dan nilai Remanence dari magnet permanen memiliki pengaruh terhadap torsi yang ditransmisikan dengan error berada di bawah 10%. Hasil dari simulasi telah mendekati spesifikasi desain yang telah dibuat. Dari tinjauan penelitian sebelumnya, belum pernah dilakukan penelitian tentang bevel gear dengan sudut poros lebih dari 90o dan dibandingkan dengan mechanical gear. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis pengaruh jumlah magnet dan celah udara terhadap karakteristik torsi yang ditransmisikan dengan batasan geometri yang mendekati dengan produk mechanical gear yang sudah ada. Dari penelitian ini, akan diketahui bagaimana konfigurasi yang tepat agar angular magnetic bevel gear dapat memiliki kemampuan menyerupai mechanical bevel gear. 29 Penelitian mengenai angular magnetic bevel gear memiliki beberapa tahapan yang dilakukan. Dalam bab ini, akan dijelaskan bagaimana melakukan tahapan-tahapan hingga penelitian ini selesai. Diagram Alir Penelitian Mulai Observasi Perumusan Masalah Studi literatur Penentuan data awal A ` A Pemodelan 3D angular magnetic bevel gear Validasi simulasi Simulasi FEM angular magnetic bevel gear magnetostatic solution Simulasi FEM angular magnetic bevel gear transient solution Pengambilan dan pengolahan data B Gambar Diagram Alir Penelitian Gambar merupakan diagram alir yang menjelaskan tahapan-tahapan penelitian pada tugas akhir ini. Penjelasan mengenai tiap tahapan pada diagram alir adalah sebagai berikut Observasi Observasi merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini. Tujuan dilakukan observasi adalah menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dijadikan penelitian. Dalam hal ini, observasi dilakukan pada lingkup angular magnetic bevel gear dengan sudut poros 120o. B Analisa data dan pembahasan Kesimpulan penelitian Selesai Perumusan Masalah Setelah observasi dilakukan, dilakukan perumusan masalah yang terdapat pada lingkup observasi yang dilakukan. Permasalahan yang akan diteliti adalah potensi yang dimiliki oleh angular magnetic bevel gear untuk menggantikan roda gigi konvensional. Untuk itu, rumusan masalah yang telah ditentukan adalah bagaimana karakteristik torsi dari desain angular magnetic bevel gear dengan variasi jumlah magnet dan celah udara. Studi Literatur Studi literatur bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang dicari berupa dasar teori roda gigi, magnetic gear, karakteristik magnet permanen, metode elemen hingga dan penelitian terdahulu yang telah dirangkum. Penentuan Data Awal Data awal yang digunakan berasal dari spesifikasi angular miter gear produksi Kohara Gear Industry Co., Ltd. dengan kode SAM3-20120. Dari spesifikasi tersebut, diambil parameter dimensi dan torsi yang mampu ditransmisikan. Spesifikasi angular miter gear produksi Kohara Gear Industry Co., Ltd. dengan kode SAM3-20120 terdapat pada gambar Spesifikasi tersebut yang menjadi dasar perancangan angular magnetic bevel gear. a b c Gambar Spesifikasi SAM3-20120 a Gambar Teknik b Dimensi c Dimensi dan Torsi Pemodelan 3D Angular Magnetic Bevel Gear Perancangan model 3D angular magnetic bevel gear dilakukan dengan program Inventor 2017. Pada gambar Sketch 2 Dimensi, terdapat dua buah bagian yang dibuat yaitu hub gear dan magnet permanen. Berikut penjelasan lebih detail dari pemodelan 3D a. Membuat sketch yang nantinya akan diproses agar menjadi 3 dimensi. a b Gambar Sketch 2 Dimensi a Hub Gear b Magnet Permanen b. Sketch yang telah dibuat kemudian diproses revolute agar menjadi 3 dimensi seperti pada gambar Model 3D. Untuk bagian hub gear, dilakukan revolute sebesar 360o. Sedangkan bagian magnet permanen, dilakukan revolute sebesar 90o untuk jumlah magnet 4 buah, 45o untuk jumlah magnet 8 buah dan 22,5o untuk jumlah magnet 16 buah. a b c d Gambar Model 3D a hub gear b Magnet Permanen 90o c Magnet Permanen 45o d Magnet permanen 22,5o Validasi Simulasi Simulasi pada penelitian ini menggunakan software Ansoft Maxwell 3D v. 17. Untuk membuktikan apakah simulasi yang dilakukan sudah sesuai, dilakukan validasi simulasi dengan objek simulasi adalah model dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Murugunandam. Pada validasi simulasi ini, diharapkan hasil yang mendekati hasil yang ada pada penelitian tersebut. Software yang digunakan pada penelitian yang dilakukan Muruganandam adalah MagNet. Hasil yang didapatkan pada penelitian oleh Muruganandam terdapat pada Gambar Hasil Simulasi dengan Variasi Np =16, NL = 4 dan Celah Udara mm a Flux Density b Grafik Torsi terhadap Waktu. Untuk hasil seluruh simulasi dapat dilihat pada tabel Hasil Simulasi Penelitian Muruganandam Tabel Hasil Simulasi Penelitian Muruganandam Air Gap Length mm 1 mm mm 2 mm Result 29 Nm Nm Nm Nm Kemudian dilakukan simulasi menggunakan software Ansoft Maxwell 3D v. 17 dengan model yang sama dengan penelitan oleh Murugunandam. Gambar adalah hasil simulasi untuk model yang dibuat oleh Murugunandam. Gambar Hasil Validasi Simulasi Sedangkan untuk hasil validasi simulasi yang lain terdapat pada tabel Tabel Hasil Validasi Simulasi Air Gap Length mm 1 mm mm 2 mm Result 28,9 Nm Nm Nm Nm Dapat dilihat bahwa hasil validasi simulasi tidak berbeda jauh dari hasil penelitian oleh Muruganandam. Error yang terjadi di bawah 10% sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi yang dilakukan valid. Simulasi FEM Magnetostatic Solution Setelah model 3D angular magnetic bevel gear telah dibuat, dilakukan simulasi FEM dengan penyelesaian magnetostatic. Penyelesaian magnetostatic dilakukan pada kondisi statis. Dari simulasi ini akan didapatkan hasil berupa static magnetic field H, current density J dan magnetic flux density B. Selain itu, didapatkan juga besaran turunan seperti gaya dan torsi. Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan pada simulasi FEM magnetostatic solution akan dijelaskan pada sub bab Simulasi FEM Transient Solution Setelah simulasi FEM magnetostatic solution telah selesai, dilakukan simulasi FEM dengan penyelesaian transient. Penyelesaian transient dilakukan dengan basis waktu. Dari simulasi ini akan didapatkan hasil berupa static magnetic field H, current density J dan magnetic flux density B. Selain itu, didapatkan juga besaran turunan seperti gaya dan torsi. Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan pada simulasi FEM magnetostatic solution akan dijelaskan pada sub bab Pengambilan dan Pengolahan Data Setelah semua simulasi telah selesai, data pokok yang diambil adalah torsi yang ditransmisikan. Data yang didapat adalah hasil variasi jumlah magnet dan celah udara. Setelah itu, data tersebut dikelompokkan menjadi sesuai jumlah magnet dan dibuat grafik. Kemudian, ketiga grafik tersebut dimasukkan dalam satu grafik untuk dianalisa. Analisa Data dan Pembahasan Setelah data selesai diolah, dilakukan analisa dan pembahasan mengenai hasil dari simulasi. Analisa meliputi bagaimana pengaruh jumlah magnet terhadap karakteristik torsi dan bagaimana pengaruh celah udara magnet terhadap karakteristik torsi. Kesimpulan Penelitian Dari analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yang menjawab tujuan dari penelitian ini. Diagram Alir Simulasi Mulai Input model 3D dengan variasi jumlah magnet dan celah udara C D C Kombinasi variasi 1. Magnet 4; Air gap 0,5 mm 2. Magnet 4; Air gap 1 mm 3. Magnet 4; Air gap 2 mm 4. Magnet 8; Air gap 0,5 mm 5. Magnet 8; Air gap 1 mm 6. Magnet 8; Air gap 2 mm 7. Magnet 16; Air gap 0,5 mm 8. Magnet 16; Air gap 1 mm 9. Magnet 16; Air gap 2 mm D Assign material Atur region E F E F Assign boundary & excitation Assign meshing operation Assign parameter dan analysis setup Validation check dan analyze all Konvergen ? Tidak G Kombinasi variasi H Ya ` G H Transient solution type Assign motion Angular velocity = 100 rpm Assign parameter dan analysis setup Validation check dan analyze all Post-processing 1. Torsi terhadap waktu 2. Distribusi flux density I J Gambar Diagram Alir Simulasi Gambar merupakan diagram alir yang menjelaskan tahapan-tahapan simulasi penelitian ini. Simulasi menggunakan software Ansoft Maxwell v17. Penjelasan tentang tiap tahapan adalah sebagai berikut. Input Model 3 Dimensi Untuk melakukan input model 3 dimensi, hal yang pertama dilakukan adalah membuka software ANSYS Electronics v18 kemudian pilih project Maxwell 3D Design. Input model 3 dimensi I J Kombinasi variasi Berulang hingga seluruh kombinasi digunakan Pengambilan dan pengolahan data Selesai terdapat pada menu Modeler. Bagian angular magnetic bevel gear yang harus dimasukkan adalah hub gear dan magnet permanen seperti pada gambar Hasil Input dan Assembly 3D Model. Penyusunan model dilakukan dengan variasi jumlah magnet permanen seperti pada tabel Penyusunan dilanjutkan dengan mengatur variasi celah udara pada pasangan angular magnetic bevel gear sebesar 0,5; 1; dan 2 mm. Tabel Spesifikasi Magnet Permanen dengan Variasi Jumlah Magnet No. Kelompok Magnet Volume x 10-9 m3 1 4 Magnet 1330,45 2 8 Magnet 665,22 3 16 Magnet 332,61 Gambar Hasil Input dan Assembly 3D Model Assign Material Setelah memasukkan model ke dalam project, dilakukan assign material yang berfungsi memberikan material pada model. Material yang digunakan berasal dari library Ansoft Maxwell Material hub gear adalah steel 1010, sedangkan magnet permanen menggunakan NdFeB48M. Properties untuk tiap material terdapat pada gambar a b Gambar Material Properties a Steel 1010 b NdFeB48M Atur Region Region adalah daerah di sekitar angular magnetic bevel gear yang dianggap sebagai ruang permeabilitas. Pembuatan region dilakukan dengan membuat model 3D berbentuk balok dengan ukuran 400 x 400 x 400 mm dan diatur sebagai daerah berisikan udara seperti pada gambar Gambar Pembuatan Region Bisadibandingkan dengan magnet spesial engine pabrikan Yamaha itu. "Ukuran pastinya 38,5 mm. Ini menggunakan rumus perbandingan," Yuk dibuktikan kalau dua ukuran berbeda itu secara hitungan sama. Bisa manual atau pakai rumus. akan dibutuhkan bobot balancer yang ringan. Bagitu juga kalau trek lurusnya sangat panjang, butuh balancer p> A Permanent Magnet Synchronous Generator PMSG is a generator whose excitation comes from permanent magnets and not from additional external excitation. The efficiency of the current PMSG model is still low at 73%, and it needs to be increased by selecting better materials for the stator and rotor. This study simulated the use of better materials for the stator and rotor, namely TR52 USS transformer, M27 USS Motor, and Carpenter Silicon Steel materials. The simulation used the Magnet Ampholytic Software, which is based on the Finite Element Method FEM. The results of the simulation experiment are as follows. Using the TR52 USS Transformers material obtained the highest efficiency of followed by the M27 USS Motor material at and followed last by the Carpenter Silicon Steel material at Keywords – Permanent Magnet Synchronous Generator, Finite Element Method, Efisiensi

ladahitam secara masinal yang dilengkapi dengan proses blanching . Untuk mendapatkan kondisi proses blanching yang tepat telah dilaksanakan percobaan untuk melihat pengaruh perbandingan berat buah lada dengan air ( 1:5, 2:5, 3:5) dan waktu pencelupan dalam air panas ( 2,5 dan 5 menit) terhadap mutu lada hit am.
Sintesis, karakterisasi dan uji adsorpsi komposit zeolit magnetit telah dilakukan. Komposit zeolit magnetit disintesis menggunakan metode kopresipitasi campuran Fe2+ dan Fe3+ pada pH 11 dengan mempelajari pengaruh durasi pengadukan reaktan terhadap kristalinitas produk. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan metode spektrofotometri Inframerah FTIR dan difraksi sinar-X XRD. Aplikasi zeolit-magnetit sebagai adsorben NiII dipelajari dengan mengkaji pengaruh variasi waktu adsorpsi dan kinetika adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit zeolit magnetit dengan kristalinitas yang baik dan memiliki sifat kemagnetan berhasil disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Komposit zeolit magnetit dengan kristalinitas paling baik terbentuk pada saat durasi pengadukan reaktan selama 1 menit. Adsorpsi NiII oleh Komposit zeolit magnetit secara optimal terjadi pada waktu adsorpsi 100 menit dan mengikuti kinetika orde dua semu Ho dengan nilai konstanta laju adsorpsi k 1,45 x 10-3 g/mg menit. Uji pemisahan fasa padat pada komposit zeolit magnetit sebagai adsorben memerlukan waktu lebih cepat menggunakan medan magnet eksternal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 15 Januari 2021, 37 – 47 SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ZEOLIT MAGNETIT DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN NiII Synthesis and Characterization of Zeolite-Magnetite Composite and Its Application as Ni II Adsorbent Anis Kholifatur Rosyidah1, Suyanta1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Gadjah Mada Sekip utara Bulaksumur Yogyakarta 1e-mail DOI Submitted December 4, 2020; Revised version accepted for publication December 24, 2020 Available online January 21, 2021 ABSTRAK Sintesis, karakterisasi dan uji adsorpsi komposit zeolit magnetit telah dilakukan. Komposit zeolit magnetit disintesis menggunakan metode kopresipitasi campuran Fe2+ dan Fe3+ pada pH 11 dengan mempelajari pengaruh durasi pengadukan reaktan terhadap kristalinitas produk. Hasil sintesis dikarakterisasi dengan metode spektrofotometri Inframerah FTIR dan difraksi sinar-X XRD. Aplikasi zeolit-magnetit sebagai adsorben NiII dipelajari dengan mengkaji pengaruh variasi waktu adsorpsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit zeolit magnetit dengan kristalinitas yang baik dan memiliki sifat kemagnetan berhasil disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Komposit zeolit magnetit dengan kristalinitas paling baik terbentuk pada saat durasi pengadukan reaktan selama 1 menit. Adsorpsi NiII oleh komposit zeolit magnetit secara optimal terjadi pada waktu adsorpsi 100 menit.. Uji pemisahan fasa padat pada komposit zeolit magnetit sebagai adsorben memerlukan waktu lebih cepat menggunakan medan magnet eksternal. Kata Kunci komposit zeolit magnetit, kopresipitasi, adsorpsi. ABSTRACT Synthesis, characterization and adsorption study of zeolite magnetite composite have been conducted. The zeolite magnetite composite was synthesized by coprecipitation method from Fe2+ dan Fe3+ with various effect of contact time toward the crystallinity of the product. This magnetite adsorbent was characterized using Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR and X-ray diffraction XRD. The adsorption study comprised the determination of optimum contact time and adsorption equilibrium. The results showed that zeolite magnetite composite with the best crystallinity and magnetism properties has been successfully synthesized succeeded using coprecipitation method. As for the NiII adsorption by the synthesized composite, the optimum result was obtained after 1-minute of contact time. The adsorbent of zeolite-magnetite composite could be dispersed and removed quickly by external field magnet. Keywords zeolite magnetite composite, coprecipitation, adsorption PENDAHULUAN Zeolit alam merupakan salah satu mineral alam yang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Mineral ini memiliki potensi yang sangat luas untuk dikembangkan dalam penelitian, karena dapat dikombinasikan dengan mineral lain. Zeolit alam banyak digunakan sebagai katalis dalam bidang industri dan sebagai adsorben ion Sintesis Dan Karakterisasi Komposit Zeolit Magnetit… Anis Kholifatur Rosyidah & Suyanta logam dalam bidang lingkungan. Keunggulan zeolite sebagai adsorben adalah kemampuannya dalam menyerap ion-ion logam beracun dalam limbah. Menurut Susetyaningsih dkk. 2009 faktor penting penggunaan zeolit sebagai adsorben selain murah dan mudah ditemukan adalah karena kemampuannya dalam hal pertukaran ion logam. Keunggulan zeolit sebagai adsorben karena mempunyai struktur berpori dan ukuran yang spesifik bergantung pada komposisi kimia unsur penyusunnya. Magnetit merupakan salah satu oksida besi yang memiliki sifat kemagnetan. Selain memiliki daya adsorpsi yang cukup baik, magnetit juga memiliki stabilitas yang tinggi, memiliki warna yang cukup menarik, dan memiliki luas permukaan spesifik yang cukup tinggi >100 m2/g sehingga efektif digunakan sebagai adsorben ion logam Cornell dan Schwertmann, 2003. Magnetisasi zeolit alam dengan oksida besi jenis magnetit diharapkan mampu membentuk adsorben yang memiliki sifat adsorpsi tinggi dan memiliki sifat magnetik sehingga mudah dalam proses pemisahan adsorben. Magnetit memiliki sifat superparamagnetit, tidak beracun dan biokompabilitasnya tinggi sehingga sesuai untuk berbagai bidang bioteknologi Petcharon dan Sirivat, 2012. Oksida besi jenis magnetit juga mudah disintesis, di antaranya menggunakan metode kopresipitasi atau pengendapan secara serentak dari komponen terlarut normal dengan komponen makro dari larutan yang sama sehingga membentuk kristal campuran Day dkk., 2001. Menurut Salavati dkk. 2012 kopresipitasi merupakan metode yang mudah dalam sintesis oksida besi karena dilakukan pada suhu rendah, waktu yang cepat, penggunaan peralatan yang sederhana dan produk yang dihasilkan memiliki kemurnian yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Patrica 2014 pada sintesis zeolit magnetit diperoleh kesimpulan bahwa kondisi optimum sintesis dicapai pada suhu 85°C. Adsorpsi merupakan teknik sederhana dan efektif dalam menanggulangi pencemaran logam berat di lingkungan. Untuk mengatasi pencemaran ion logam dalam limbah, zeolit sering digunakan sebagai adsorben dengan berbagai keunggulannya. Dalam sintesis komposit zeolit magnetit metode kopresipitasi sering digunakan karena mampu menghasilkan adsorben dengan kapasitas adsorpsi yang tinggi seperti penelitian yang dilakukan oleh Rofiana 2013. Selain itu fasa padat pada komposit zeolit magnetit dapat dengan mudah dipisahkan menggunakan medan magnet eksternal. Zeolit magnetit yang disintesis pada penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai adsorben ion NiII dalam larutan. Pada proses sintesis ini akan dipelajari pengaruh waktu pengadukan reaktan terhadap kristalinitas komposit yang terbentuk. Waktu kontak pengadukan pada saat pencampuran reaktan Fe2+ dan Fe3+ dapat berpengaruh terhadap spesies oksida besi yang terbentuk. Selain itu hal ini juga berpengaruh terhadap penurunan kristalinitas oksida besi. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 15 Januari 2021, 37 – 47 METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas beker, erlenmeyer, labu ukur, hot plate, pengaduk magnet, penyaring Buchner, spektrofotometer IR Shimadzu Fourier-Transform Infrared FT-IR prestige 21, X-Ray Diffraction Shimadzu XRD 6000, Atomic Adsorption Spectroscopy AAS Perkin Elmer 3110 dan alat refluks. Dan bahan-bahan yang digunakan adalah zeolit alam Gunung Kidul Wonosari, FeSO47H2O E-Merck, FeCl36H2O E-Merck, NiCl26H2O E-Merck, NH3 teknis E-Merck, HCl 37% E-Merck, AgNO3 E- Merck, akuades, akuabides, kertas Whatman 42µ, dan kertas saring. Prosedur Penelitian Aktivasi dengan perlakuan asam Sebanyak 100 g zeolit yang telah lolos ayakan 100 mesh direfluks dengan larutan asam klorida HCl dengan konsentrasi 3 M pada suhu 90°C selama 30 menit. Campuran kemudian disaring menggunakan kertas Whatman-42 dan dicuci menggunakan akuades hingga bebas ion Cl-. Padatan zeolit teraktivasi dikeringkan pada suhu 120°C selama 24 jam, selanjutnya dihaluskan dan dikarakterisasi dengan metode FTIR, XRD. Sintesis komposit zeolit-magnetit Komposit zeolit magnetit disintesis menggunakan 1,39 gram FeSO47H2O dan 4,04 gram FeNO339H2O yang dilarutkan dalam 100 mL akuades. Kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala 1000 mL yang di dalamnya terdapat 2 gram zeolit alam teraktivasi. Campuran tersebut diaduk selama 1 menit pada suhu kamar kemudian ditambahkan larutan NH4OH tetes demi tetes hingga pH 11. Padatan hasil sintesis disaring dan dicuci dengan larutan HCl 10-4 M hingga netral. Padatan yang diperoleh dimasukkan ke dalam oven sampai kering pada suhu 75°C. Untuk mengetahui pengaruh durasi pengadukan reaktan, prosedur serupa kembali dilakukan dengan durasi pengadukan yang berbeda yaitu masing-masing 1, 20, 40, 60, dan 80 menit. Karakterisasi produk dilakukan dengan metode FTIR dan XRD. Aplikasi zeolit-magnetit sebagai adsorben NiII Sebanyak 7 erlenmeyer masing-masing dimasukkan 25 mL larutan NiII 50 ppm pada pH 6. Larutan tersebut masing-masing ditambahkan 0,01 gram zeolit magnetit, kemudian diaduk menggunakan pengaduk magnet dengan durasi bervariasi, yaitu masing-masing 0, 25, 50, 100, dan 200 menit. Setelah pengadukan berakhir dilakukan penyaringan dengan kertas saring whatman 42. Konsentrasi NiII dalam larutan yang tidak teradsorp filtrat ditentukan dengan menggunakan SSA, sedangkan konsentrasi ion logam yang teradsorp oleh magnetit dihitung sebagai perbedaan antara konsentrasi awal dengan konsentrasi NiII yang tidak teradsorp. Uji recovery adsorben Larutan NiII 50 mL dimasukkan ke dalam dua buah tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama ditambahkan 0,5 g serbuk Sintesis Dan Karakterisasi Komposit Zeolit Magnetit… Anis Kholifatur Rosyidah & Suyanta zeolit teraktivasi, sedangkan pada tabung reaksi kedua ditambahkan 0,5 g serbuk zeolit-magnetit; selanjutnya kedua tabung reaksi tersebut dikocok. Zeolit pada tabung reaksi pertama dibiarkan mengendap secara alami, sedangkan zeolit-magnetit pada tabung reaksi kedua ditarik dengan magnet batang dari luar dinding tabung. Dilakukan pengamatan waktu yang diperlukan untuk tercapainya keadaan di mana larutan pada masing-masing tabung reaksi tersebut jernih. HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Zeolit Magnetit Zeolit yang digunakan dalam proses sintesis adalah zeolit alam hasil aktivasi. Zeolit alam pada umumnya masih mengandung banyak pengotor, sehingga perlu dilakukan aktivasi untuk menghilangkan pengotornya. Proses aktivasi dilakukan dengan perlakuan asam menggunakan asam klorida. Perlakuan asam ini bertujuan untuk membersihkan permukaan pori, menghilangkan pengotor, dan mengatur kembali letak atom yang dapat dipertukarkan. Proses pengasaman ini juga menyebabkan kenaikan rasio Si/Al, peningkatan volume dan luas permukaan zeolit. Penelitian yang dilakukan oleh Wahidatun 2015 membuktikan bahwa aktivasi menggunakan asam menyebabkan hilangnya pengotor dan memperluas permukaan zeolit. Dalam proses sintesis komposit zeolite magnetit dengan metode kopresipitasi digunakan larutan NH4OH sebagai agen pengendap. Larutan NH4OH berfungsi sebagai agen pengendap karena mampu terurai menjadi NH4+ dan OH- yang merupakan reaksi dapat balik yang dapat mempertahankan kestabilan pH larutan sehingga komposit zeolite magnetit yang dihasilkan akan memiliki tingkat kristalinitas yang tinggi Wang dkk., 2010. Penambahan larutan NH4OH menyebabkan terjadinya kenaikan pH akibat konsentrasi basa yang berlebih sehingga terjadi reaksi hidrolisis pada Fe2+ maupun Fe3+ yang akan bergeser ke arah pembentukan endapan. Perkiraan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut  󰇛󰇜󰇛󰇜󰇛󰇜 󰇛󰇜󰇛󰇜 󰇛󰇜󰇛󰇜 󰇛󰇜 Spesies hidroksida besi pada reaksi di atas akan berperan pada pembentukan padatan dan terdistribusi secara merata pada permukaan zeolit atau masuk ke pori-pori zeolit. Proses pemanasan pada saat sintesis menyebabkan H2O berkurang sehingga terbentuk oksida besi. Perkiraan reaksi pembentukan magnetit adalah 󰇛󰇜 󰇛󰇜  Dan perkiraan reaksi magnetisasi zeolit dengan oksida besi adalah sebagai berikut        -  Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 15 Januari 2021, 37 – 47 a b Gambar 1. a Larutan komposit zeolit-magnetit pada saat proses sintesis b komposit zeolit-magnetit setelah dikeringkan Proses sintesis komposit zeolit magnetit dilakukan dengan variasi waktu kontak pengadukan reaktan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu pengadukan reaktan Fe2+ dan Fe3+ terhadap kristalinitas produk yang dihasilkan. Komposit zeolit magnetit yang dihasilkan berupa padatan yang berwarna hitam kecoklatan. Terbentuknya warna hitam kecoklatan kemungkinan karena adanya percampuran antara magnetit yang berwarna hitam dengan oksida besi jenis lain yang memiliki warna lebih muda. Interpretasi Difraktogram dan Spektra Inf r a m erah pada Zeolit Alam, Zeolit Teraktivasi, Dan Komposit Zeolit-Magnetit Untuk mengetahui pengaruh aktivasi dengan asam pada zeolit alam sebelum diaktivasi dan setelah aktivasi dilakukan analisis menggunakan difraksi sinar-X. Zeolit alam yang digunakan dalam penelitian ini didominasi oleh mineral mordenit, klinoptilolit dan kuarsa. Puncak-puncak yang muncul pada 2θ 20,84º; 26,62º d=4,26 Å; 3,35 Å, merupakan puncak karakteristik untuk kuarsa. Pada puncak 2θ 9,79º; 13,48º; 19,65º; 20,14º; 23,71º; 23,99º; 25,68º; 27,66º; 27,86º; 30,93º; 35,71º d= 9,03 Å; 6,56 Å; 4,51 Å; 4,41 Å; 3,75 Å; 3,70 Å; 3,47 Å; 3,22 Å; 3,20 Å; 2,89 Å; 2,51 Å karakteristik untuk jenis mineral mordenit. Puncak 2θ 22,32º; 23,18º; 26,34º d= 3,98 Å; 3,83 Å; 3,38 Å karakteristik untuk jenis mineral klinoptilolit. Dari data difraktogram pada zeolit teraktivasi menunjukkan adanya peningkatan intensitas mineral mordenit, klinoptilolit dan kuarsa yang ditunjukkan dengan tingginya puncak setelah proses aktivasi. Hasil ini menunjukkan bahwa proses aktivasi menggunakan asam dapat meningkatkan kristalinitas zeolit dan menghilangkan pengotor. Sintesis Dan Karakterisasi Komposit Zeolit Magnetit… Anis Kholifatur Rosyidah & Suyanta Gambar 2. Difraktogram XRD a zeolit teraktivasi b zeolit alam c komposit zeolit-magnetit durasi pengadukan 1 menit Gambar 3 Spektra inframerah a zeolit teraktivasi b zeolit alam c komposit zeolit-magnetit durasi pengadukan 1 menit Dari data spektra inframerah diketahui bahwa aktivasi dengan asam menyebabkan pori-pori zeolit teraktivasi semakin terbuka yang ditunjukkan dengan semakin tingginya serapan pada daerah 550-600 cm-1. Daerah ini merupakan serapan vibrasi tekuk dari Si-O dan Al-O. Pada bilangan gelombang 1635,64cm-1 terjadi penurunan intensitas akibat vibrasi tekuk gugus –OH dari molekul air yang menunjukkan berkurangnya jumlah molekul air pada zeolit teraktivasi. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan asam menyebabkan berkurangnya pengotor dari struktur zeolit alam. 10 20 30 40 50 60 70 80 90Intensitas Theta derajatabcMd = MordenitKl = KlinoptilolitQ = kuarsaKl MdKlMdQKlMdMdQKlMdKlKlMagMag MagMdMdKlMag = MagnetitMd4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0794,67794,67447,49455,20578,64794,671049,281072,421049,281635,641635,643433,293433,29Transmitansi gelombang cm-13433,291635,64 abc Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 15 Januari 2021, 37 – 47 Gambar 4. Spektra infra merah a zeolit teraktivasi dan komposit zeolit- magnetit dengan variasi durasi pengadukan b 1 menit c 20 menit d 40 menit e 60 menit f 80 Spektra Inframerah Komposit Zeolite Magnetit Variasi Waktu Pengadukan Reaktan Untuk mengetahui gugus fungsi yang menyusun senyawa hasil sintesis, komposit zeolit magnetit dengan variasi waktu kontak pengadukan dianalisis menggunakan spektroskopi inframerah. Dari Gambar 4 terlihat adanya serapan khas oksida besi pada daerah 350-890 cm-1, juga muncul serapan di atas 1050 cm-1 yang merupakan serapan dari gugus lain baik dari zeolit alam maupun senyawa lain sisa sintesis. Pada spektra komposit zeolit magnetit dengan variasi waktu kontak pengadukan 1 menit, 40 menit, dan 60 menit muncul puncak pada bilangan gelombang 578,674 cm-1, sedangkan pada durasi kontak pengadukan 20 menit dan 80 menit muncul puncak pada bilangan gelombang 570,93 cm-1. Kedua puncak tersebut dapat diinterpretasikan sebagai serapan vibrasi Fe-O magnetit. Dan bilangan gelombang di sekitar 575-570 cm-1 diketahui merupakan vibrasi Fe-O magnetik. Hal ini menunjukkan bahwa sintesis magnetit telah berhasil dilakukan. Dari keempat variasi durasi pengadukan, produk dengan kristalinitas tertinggi dihasilkan oleh durasi pengadukan reaktan selama 1 menit. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu pengadukan reaktan maka akan semakin banyak Fe2+ yang teroksidasi menjadi Fe3+ sehingga berpengaruh pada kristalinitas produk hasil sintesis. Hal ini disebabkan karena sifat Fe2+ mudah teroksidasi. Padatan komposit zeolit magnetit hasil sintesis dengan durasi kontak 1 menit menghasilkan warna hitam yang lebih pekat, hal ini juga merupakan indikasi tingkat kristalinitas yang lebih baik. Menurut penelitian Wahyuni 2010 semakin lama durasi kontak pada proses 4000 3000 2000 1000570,93570,93578,64578,64578,64794,67794,67794,67794,67794,67447,49794,671049,281049,283433,283433,293433,293448,723433,293448,721635,641635,641635,64Transmitansi gelombang cm-1abcdef Sintesis Dan Karakterisasi Komposit Zeolit Magnetit… Anis Kholifatur Rosyidah & Suyanta impregnasi besi ke dalam zeolit dapat menyebabkan kerusakan struktur kristal zeolit. Modifikasi zeolit alam dengan oksida besi menggunakan metode kopresipitasi dapat menurunkan kristalinitas zeolit dikarenakan semakin banyaknya oksida besi yang terbentuk Makovciakova, 2006 Interpretasi Data Difraktogram Sinar-X Komposit Zeolit Magnetit Variasi Waktu Pengadukan Reaktan Gambar 5 menunjukkan data difraktogram sinar X dari komposit hasil sintesis dengan variasi waktu pengadukan reaktan. Pada difraktogram terlihat munculnya puncak pada 2θ = 35,5692°; 30,1533°; 66,3550°; 62,7900° yang merupakan puncak karakteristik magnetit setelah dibandingkan dengan data jarak kisi kristal standar dari JCPDS. Dari kelima difraktogram komposit tersebut diketahui bahwa komposit zeolit magnetit dengan variasi waktu pengadukan 1 menit memiliki tingkat kristalinitas paling tinggi. Data ini sesuai dengan data hasil analisis menggunakan FTIR. Hal ini terjadi karena semakin lama waktu pengadukan reaktan menyebabkan semakin banyak Fe2+ yang teroksidasi menjadi Fe3+ sehingga dapat mengurangi jumlah magnetit yang terbentuk. Zeolit magnetit yang dihasilkan dari proses sintesis dengan durasi waktu pengadukan 20, 40,60, dan 80 menit menunjukkan adanya puncak pada 2θ = 36,22 yang merupakan puncak karakteristik oksida besi jenis geothit α-FeOOH. Terbentuknya oksida besi jenis geothit menyebabkan berkurangnya jumlah magnetit yang terbentuk pada durasi pengadukan reaktan ≥ 20 menit. Jadi dapat dinyatakan bahwa durasi pengadukan reaktan 1 menit menghasilkan kristalinitas paling baik dibanding yang lain. Hal ini juga sesuai dengan data interpretasi spektra inframerah, bahwa puncak-puncak dengan intensitas paling tinggi muncul pada durasi pengadukan 1 menit. Gambar 5. Difraktogram a zeolit teraktivasi dan komposit zeolit-magnetit variasi durasi pengadukan b 1 menit c 20 menit d 40 menit e 60 menit f 80 menit 10 20 30 40 50 60 70 80 90Intensitas Theta derajatMag = magnetitMor = mordenitKl = klinoptilolitabcdefMag MagMagMorMorKlKl Mor Mor MagMag MagKl MorMor MagMag MagKl Mor Mor MagMag MagKl MorMorMagMag MagKlMdKlMdQKlMdMd = mordenit Q = kuarsa Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 15 Januari 2021, 37 – 47 Pengaruh Waktu Interaksi Terhadap Adsorpsi NiII pada Komposit Zeolit-Magnetit Adsorpsi NiII pada adsorben zeolit magnetit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kinetika adsorpsi dengan variasi waktu adsorpsi 5, 10, 25, 50, 100 dan 200 menit. Gambar 6 menunjukkan pada menit-menit awal proses adsorpsi berjalan relatif cepat seiring dengan bertambahnya waktu adsorpsi. Hal ini disebabkan karena pada menit-menit awal jumlah sisi aktif dari adsorben masih banyak yang kosong sehingga adsorbat dapat berinteraksi dengan adsorben lebih cepat. Jumlah adsorpsi maksimum terjadi pada waktu kontak 100 menit. Pada variasi waktu adsorpsi 200 menit terjadi penurunan jumlah ion NiII yang teradsorp walaupun dalam jumlah yang tidak signifikan. Kondisi ini menunjukkan sisi aktif adsorben yang sudah mencapai titik jenuh. Menurut Agnestesia 2017 penurunan kemampuan adsorpsi pada waktu kontak yang semakin lama disebabkan karena interaksi antara adsorben dengan ion logam tidak terlalu kuat. Proses adsorpsi pada waktu yang relatif lama dapat menyebabkan putusnya ikatan pada ion Ni2+ yang tidak terikat kuat pada situs aktif adsorben. Zeolit magnetit dapat mengadsorp NiII karena memiliki situs aktif yang berupa oksigen dengan pasangan elektron bebas. Situs aktif ini dapat digunakan untuk berinteraksi dengan ion Ni2+ melalui mekanisme pembentukan ikatan kovalen koordinasi maupun ionik. Selain itu zeolit magnetit juga dapat mengadsorp ion-ion yang bersifat paramagnetik melalui mekanisme kemagnetan yang dimilikinya Navratil, 2004. Uji Recovery Adsorben Kelebihan komposit zeolit magnetit terletak pada sifat magnetiknya sehingga memudahkan proses pemisahan dari fasa padatannya setelah proses adsorpsi. Proses pemisahan dilakukan menggunakan medan magnet eksternal yang didekatkan pada larutan yang mengandung adsorben. Selanjutnya adsorben akan tertarik ke arah medan magnet sehingga mudah 6. Grafik pengaruh waktu terhadap adsorpsi NiII pada komposit zeolit-magnetit 100 150 200 250[NiII] yang teradsorp 9mg/Lwaktu menit Sintesis Dan Karakterisasi Komposit Zeolit Magnetit… Anis Kholifatur Rosyidah & Suyanta Gambar 7 menunjukkan proses pemisahan zeolit magnetit dalam larutan menggunakan medan magnet eksternal. a b c Gambar 7. Uji recovery pada adsorben komposit zeolit-magnetit pada a 0 menit b 1 menit c 2 menit Gambar 7 menunjukkan bahwa sebagian besar adsorben zeolit magnetit tertarik secara kuat oleh medan magnet eksternal. Waktu yang dibutuhkan untuk uji recovery sampai sebagian besar adsorben tertarik oleh medan magnetit adalah dua menit. Penelitian yang dilakukan oleh Patricha 2014 menyatakan bahwa uji recovery zeolit magnetit dalam larutan PbII memerlukan waktu lebih cepat dibanding menggunakan adsorben zeolit teraktivasi. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan bahwa zeolit magnetit memiliki sifat kemagnetan sehingga fasa padat zeolit magnetit sebagai adsorben akan lebih mudah dipisahkan menggunakan medan magnet eksternal. KESIMPULAN Sintesis dengan metode kopresipitasi telah mampu menghasilkan komposit zeolit magnetit yang memiliki sifat kemagnetan. Hasil sintesis terbaik dihasilkan pada variasi waktu pengadukan reaktan selama 1 menit. Adsorpsi NiII oleh komposit zeolit magnetit secara optimal terjadi pada waktu adsorpsi 100 menit. Komposit zeolit magnetit yang bersifat magnetit dapat dipisahkan dengan mudah menggunakan medan magnet eksternal. DAFTAR PUSTAKA Agnestisia, R., 2017. Sintesis dan Karakterisasi Magnetit Fe3O4 Serta Aplikasinya Sebagai Adsorben Methylene Blue. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 112, Cornell, and Schwertmann, U., 2003. The iron oxides structure, properties, reactions, occurrences and uses. John Wiley & Sons. Day, dan Underwood, 2001. Analisis Kimia Kuantitatif diterjemahkan oleh Dr. Ir Iis Sopyan M. Eng, Erlangga, Jakarta. Mockovčiaková, A., Orolínová, Z., Matik, M., Hudec, P. and Kmecová, E., 2006. Iron oxide contribution to the modification of natural zeolite. Acta Montan. Slovaca, 11, Navratil, 2004. Adsorption dan Nanoscale Magnetic Separation of Heavy Metals from Water. Water. Sci. Tecnol., 471, Patric, and Suyanta, 2014. Efek Magnetisasi Zeolit Alam terhadap Kristalinitas, Sifat Pori dan Kinerjanya Sebagai Adsorben Pb II Doctoral dissertation, [Yogyakarta] Universitas Gadjah Mada. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, Vol. 15 Januari 2021, 37 – 47 Petcharoen, K. and Sirivat, A., 2012. Synthesis and characterization of magnetite nanoparticles via the chemical co-precipitation method. Materials Science and Engineering B, 1775, Rofiana, K. 2012. Sintesis Komposit Zeolit-Magnetit dan Aplikasinya Sebagai Adsorben Magnetik CrIII. Skripsi, [Yogyakarta] UGM. Salavati-Niasari, M., Mahmoudi, T. and Amiri, O., 2012. Easy synthesis of magnetite nanocrystals via coprecipitation method. Journal of cluster science, 232, Susetyaningsih, R. and Kismolo, E., Prayitno. 2009.“. In Karakterisasi zeolit alam pada reduksi kadar krom dalam limbah cair.” Seminar Nasional V SDM Nuklir. Yogyakarta. Wahidatun, Krisdiyanto, D., Khamidinal, K. and Nugraha, I., 2016. Kesetimbangan, Kinetika dan Termodinamika Adsorpsi Logam Cr VI pada Zeolit Alam dari Klaten yang Teraktivasi Asam Sulfat. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 91, Wahyuni, S. and Widiastuti, N., 2010. Adsorpsi Ion Logam Zn II Pada Zeolite A Yang Disintesis Dari Abu Dasar Batubara PT. IPMOMI Paiton dengan Metode Batch, Jurusan Kimia, FMIPA ITS, Surabaya. Wang, N., Zhu, L., Wang, D., Wang, M., Lin, Z., and Tang, H., 2010. Sono- 44 Assited Preparation of Highly-Efficient Peroxidase-like Fe3O4 Magnetic Nanoparticles for Catalytic Removal of Organic Pollutants With H2O2, Ultrason. Sonochem., 17, ABSTRAK Aktivitas letusan besar Gunung Api Samalas di Lombok meninggalkan jejak mineral batuan beku salah satunya batu apung pumice. Batu apung memiliki komposisi mineral utama berupa silika sebanyak 58,3%. Tujuan dari penelitian untuk identifikasi karakteristik zeolit dari batu apung sebagai adsorben logam Fe. Zeolite disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Identifikasi gugus fungsi, kristalinitas, dan struktur kristal zeolite sintesis menggunakan FTIR dan XRD. Sedangkan analisis adsorbsi menggunakan AAS. Zeolit berhasil terbentuk dari sintesis batu apung ditandai dengan kemunculan gugus fungsi TO4 dan gugus fungsi Si-O-Si pada panjang gelombang 983,85 cm-1 dan 660,02 cm-1. Zeolit yang terbentuk dari proses sintesis batu apung yaitu tipe zeolit ZK-14 dengan struktuk kristal kubik. Adapun hasil analisis kemampuan adsorbs dari zeolite ZK-14 ini sangat baik mencapai 99,22% pada komposisi Si/Al pada 25/30. Sehingga sintesis batub apung menjadi zeolite dapat diaplikasikan sebagai penyerap logam Fe. Kata kunci Adsorben; Batu Apung; Zeolit. ABSTRACT The massive eruption activity of the Samalas Volcano in Lombok left traces of igneous rock minerals, one of which was pumice. The pumice has a main mineral composition of silica. The purpose of this study is to identify the characteristics of zeolite from pumice as an adsorbent of Fe metal. Zeolite has been synthesized using a coprecipitation method. The identification of functional groups, crystallinity, and crystal structure of synthetic zeolite using FTIR and XRD. Meanwhile, AAS was implemented for the adsorption analysis. The zeolite was successfully formed from the synthesis of pumice characterized by the appearance of the TO4 functional group and the Si-O-Si functional group at wavelengths of cm-1 and cm-1. The zeolite fabricated from the pumice synthesis process is ZK-14 type zeolite with a cubic crystal structure. The examination results from the adsorption ability of zeolite ZK-14 are very good, reaching at the Si/Al composition at 25/30. In fact, the synthesis of pumice into zeolite can be applied as an absorber of Fe metal. Keywords Adsorbent; Pumice Stone; zeolit bol modifikovaný časticami oxidu železa pri vybraných teplotách s cieľom zvýšiť jeho sorpčné vlastnosti. Zmeny po modifikácii boli charakterizované adsorpčnými meraniami, metódami SEM, TEM analýzy a RTG difrakčnou metódou. Efekt častíc oxidu železa na zmeny štruktúrnych vlastností modifikovaného zeolitu sa skúmal na syntetizovaných časticiach oxidu železa pripravených za rovnakých podmienok bez nosiča. Z výsledkov vyplynulo, že hodnoty štruktúrnych parametrov modifikovaných zeolitov ako špecifický povrch, celkový objem pórov, ktoré sú zodpovedné za sorpčné vlastnosti minerálov, sa zvýšili úmerne teplote použitej pri modifikácii zeolitu magnetickými this study, magnetite Fe3O4 nanocrystals with a size range of 25 nm were prepared by the facile chemical coprecipitation method by a surfactant-assisted from the solution of salt-solution. In the process, we used octanoic acid as surfactant. In addition, the magnetic hysteresis measured shows that the rods obtained display ferromagnetic properties at room temperature. The samples were characterized by scanning electron microscopy, transmission electron microscopy, X-ray diffraction, and Fourier transform infrared spectroscopy. The magnetic property was studied with vibrating sample Petcharoen Anuvat SirivatMagnetite nanoparticles were synthesized via the chemical co-precipitation method using ammonium hydroxide as the precipitating agent. The size of the magnetite nanoparticles was carefully controlled by varying the reaction temperature and through the surface modification. Herein, the hexanoic acid and oleic acid were introduced as the coating agents during the initial crystallization phase of the magnetite. Their structure and morphology were characterized by the Fourier transform infrared spectroscopy FTIR, the X-ray diffraction XRD and the field-emission scanning electron microscopy FE-SEM. Moreover, the electrical and magnetic properties were studied by using a conductivity meter and a vibrating sample magnetometer VSM, respectively. Both of the bare magnetite and the coated magnetite were of the cubic spinel structure and the spherical-shaped morphology. The reaction temperature and the surface modification critically affected the particle size, the electrical conductivity, and the magnetic properties of these particles. The particle size of the magnetite was increased through the surface modification and reaction temperature. In this study, the particle size of the magnetite nanoparticles was successfully controlled to be in the range of 10–40 nm, suitable for various biomedical applications. The electrical conductivity of the smallest particle size was × 10−3 S/cm, within the semi-conductive materials range, which was higher than that of the largest particle by about 5 times. All of the magnetite nanoparticles showed the superparamagnetic behavior with high saturation magnetization. Furthermore, the highest magnetization was emu/g obtained from the hexanoic acid coated magnetite magnetic nanoparticles Fe3O4 MNPs with much improved peroxidase-like activity were successfully prepared through an advanced reverse co-precipitation method under the assistance of ultrasound irradiation. The characterizations with XRD, BET and SEM indicated that the ultrasound irradiation in the preparation induced the production of Fe3O4 MNPs possessing smaller particle sizes greater BET surface area and much higher dispersibility in water. The particle sizes, BET surface area, chemical composition and then catalytic property of the Fe3O4 MNPs could be tailored by adjusting the initial concentration of ammonia water and the molar ratio of Fe2+/Fe3+ during the preparation process. The H2O2-activating ability of Fe3O4 MNPs was evaluated by using Rhodamine B RhB as a model compound of organic pollutants to be degraded. At pH and temperature 40 degrees C, the sonochemically synthesized Fe3O4 MNPs were observed to be able to activate H2O2 and remove ca. 90% of RhB in 60min with a apparent rate constant of for the RhB degradation, being folds of that over the Fe3O4 MNPs prepared via a conventional reverse co-precipitation method. The mechanisms of the peroxidase-like catalysis with Fe3O4 MNPs were discussed to develop more efficient novel D NavratilM T Shing TsairA magnetic separation device is being developed for removal of iron and heavy metals from water. The device consists of a column of supported magnetite surrounded by a movable permanent magnet. The mineral magnetite, or synthetically prepared iron ferrite FeO x Fe2O3, is typically supported on various materials to permit adequate water passage through the column. In the presence of an external magnetic field, enhanced capacity was observed in using supported magnetite for removal of actinides and heavy metals from wastewater. The enhanced capacity is primarily due to magnetic filtration of colloidal and nanoscale particles along with some complex and ion exchange sorption mechanisms. This paper will review some previous work on the use of magnetite for wastewater treatment and discuss the development and potential of the magnetic nanoscale filtration/sorption process for water treatment. Recent research results are also presented on preliminary experimental studies using the process with water samples containing Magnetisasi Zeolit Alam terhadap Kristalinitas, Sifat Pori dan Kinerjanya Sebagai Adsorben Pb II Doctoral dissertationI F PatricM S SuyantaPatric, and Suyanta, 2014. Efek Magnetisasi Zeolit Alam terhadap Kristalinitas, Sifat Pori dan Kinerjanya Sebagai Adsorben Pb II Doctoral dissertation, [Yogyakarta] Universitas Gadjah Mada.Sintesis Komposit Zeolit-Magnetit dan Aplikasinya Sebagai Adsorben Magnetik CrIII. SkripsiK RofianaRofiana, K. 2012. Sintesis Komposit Zeolit-Magnetit dan Aplikasinya Sebagai Adsorben Magnetik CrIII. Skripsi, [Yogyakarta] Karakterisasi zeolit alam pada reduksi kadar krom dalam limbah cairR SusetyaningsihE KismoloPrayitnoSusetyaningsih, R. and Kismolo, E., Prayitno. 2009.". In Karakterisasi zeolit alam pada reduksi kadar krom dalam limbah cair." Seminar Nasional V SDM Nuklir. W WahidatunD KrisdiyantoK KhamidinalI NugrahaWahidatun, Krisdiyanto, D., Khamidinal, K. and Nugraha, I., 2016. Kesetimbangan, Kinetika dan Termodinamika Adsorpsi Logam Cr VI pada Zeolit Alam dari Klaten yang Teraktivasi Asam Sulfat. Jurnal Sains dan Terapan Kimia, 91, Ion Logam Zn II Pada Zeolite A Yang Disintesis Dari Abu Dasar Batubara PT. IPMOMI Paiton dengan Metode BatchS WahyuniN WidiastutiWahyuni, S. and Widiastuti, N., 2010. Adsorpsi Ion Logam Zn II Pada Zeolite A Yang Disintesis Dari Abu Dasar Batubara PT. IPMOMI Paiton dengan Metode Batch, Jurusan Kimia, FMIPA ITS, Surabaya.
Ոрсጡմεтэչխ доζифሑбр ղችеկ оπюзውΥ габኆйυ
Ιзвωцуη агл τխቫаչарсՉиклоቶቬф еρАጥαቄቢቀυсл елуበዒ
Υшавևзաፂωπ ֆխ тероАкεሐаγах πиԽзефխдри θ оጯ
С θфևсва ሽճибԴዶвուጴепр рерαдрե сеДፕсвυшоζጨ οрቄጷеշуη խλեч
Prinsipkerja sistem eksitasi. Saat generator diputar, Pilot Exciter yang memiliki permanent magnet pada rotor (field) coilnya akan membangkitkan tegangan AC. Power ini kemudian akan menjadi sumber power untuk AVR ( Automatic Voltage Regulator ). Oleh AVR tegangan AC tersebut disearahkan menjadi tegangan DC dan diatur besar arusnya untuk Adapun batasan-batasan yang ditentukan dalam proses mendesain magnetic gear tipe bevel ini, antara lain sebagai berikut 1. Material magnet yang digunakkan yaitu permanen magnet NdFeB N35 yang terdapat pada library software ansys. 2. Magnetic gear yang dibuat yaitu gear tipe bevel/kerucut untuk sudut poros 90o yang dikhususkan untuk mereduksi. 3. Rasio gear yang digunakan yaitu 21. 4. Torsi maksimum didapatkan dengan metode 3D finite elemen menggunakan software Ansys maxwell electromagnetic. 5. Torsi maksimal allowable torque dan volume mechanical gear dilihat pada datasheet bevel gear yang sudah ada. 6. Panjang magnet 50 mm, tebal magnet 10 mm, dan Lebar magnet mengikuti geometri. 5 Teknologi Magnetic Gear Magnetic gear dapat ditelusuri kembali ke abad ke-20. Gear tersebut terdiri dari dua bagian, satu dengan elektromagnet dan yang lainnya dengan potongan baja. Elektromagnet pada gear utama dinyalakan dan dimatikan sesuai posisi relatifnya dengan gigi gigi sekunder. Ilustrasi dapat dilihat pada Gambar Perlengkapan tersebut memiliki keuntungan dari transfer daya tanpa kontak dan beroperasi dengan noise rendah, namun jumlah torsi yang dapat ditransfer untuk volume yang ditempati rendah. Hanya satu sampai tiga elektromagnet yang tertransfer torsi pada saat tertentu. Elektromagnet harus dihubungkan secara elektrik dengan slip ring, yang mana menyebabkan kerugian yang tidak perlu dan memerlukan perawatan yang tinggi. Armstrong, 1901 Gambar 2. 1 Magnetic gear pertama Armstrong, 1901 Pada tahun 1916 Neuland menemukan perlengkapan magnet yang jauh lebih unggul. Gigi terdiri dari tiga bagian utama, baja laminasi outer- dan inner-rotor dan potongan modulasi magnetik di antara kedua rotor baja lihat Gambar Potongan-potongan modulasi dibentuk untuk memodulasi fluks magnetik sehingga inner rotor dan outer rotor terlihat harmonik dan sesuai dengan jumlah gigi pada setiap poros. Rasio gigi pada outer- dan inner-rotor ditentukan oleh rasio gigi antara poros. Kerapatan torsi pada konfigurasi ini sangat tinggi dibandingkan dengan desain tipe spur, karena sebagian besar gigi gear ditransfer torsi pada waktu tertentu. Permasalahan dari desain ini adalah desain yang terlalu kompleks membuat ukuran celah udara air gap tidak praktis. Neuland, 1916 Gambar 2. 2 Coaxial magnetic gear Neuland, 1916 Faus merancang gear tipe spur magnetik pada tahun 1941. Gear tersebut dioperasikan dengan cara yang sama seperti spur gear elektromagnetik seperti yang dijelaskan di atas. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa ia menggunakan magnet permanen Gambar mengilustrasikan desain asli dari paten. Semua kutub utara magnet mengarah ke luar radial, sehingga torsi dipindahkan antara poros oleh tolakan dari kutub identik dari magnet. Bila torsi maksimum terlampaui dalam desain ini, maka gear akan slip dan menyebabkan salah satu magnet permanen pecah, selama permanen magnet masih melakukan kontak. Dengan demikian desain ini tidak sesuai bila diperlukan proteksi overload. Pemanfaatan magnet permanen dalam desain tipe spur yang lemah membuat desain tidak praktis. Faus, 1941 Gambar 2. 3 Permanen magnet spur gear Faus, 1941 Pada tahun 1970 Rand mengeluarkan sebuah paten untuk peralatan magnetik tipe spur sederhana. Dia merancang permanen magnet sehingga kedua kutub utara dan selatan menghadap secara radial ke arah luar lihat Gambar a. Hal ini meningkatkan jumlah bahan magnetik yang dibutuhkan dan biaya pembuatan. Rand, 1970. Pada tahun 1972, Laing mengeluarkan sebuah paten untuk peralatan magnetik dengan modulator fluks di antara rotor permanen lihat Gambar b. Pada tahun 1973 Laing mengeluarkan paten lain, paten ini menggambarkan peralatan magnetik yang dimasukkan ke dalam pompa sentrifugal. Keuntungan menggunakan magnetic gear pada pompa adalah dua poros berputar yang memindahkan torsi tanpa kontak fisik, sehingga pompa bisa disegel. Laing, 1972 a b Gambar 2. 4 a Spur magnetic gear dengan magnet U. Rand, 1970 b Coaxial magnet gear Laing, 1972 Pada tahun 1996 sebuah paper diterbitkan dimana magnetic gear tegak lurus dirancang, dibangun dan dievaluasi eksperimental ilustrasi dari gear yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar paper ini menggambarkan jarak pemisahan kritis d pada Gambar di mana jika panjang celah udara lebih kecil dari pada jarak kritis, torsi yang ditransmisikan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah kutub. Y. D. Yao, dkk 1996 Gambar 2. 5 Perpendicular magnetic gear Y. D. Yao, dkk 1996 Chau dan rekannya. menerbitkan sebuah paper, tentang desain terpadu baru pada tahun 2007. paper ini menggambarkan motor DC brushless PM yang diintegrasikan ke dalam magnetic gear koaksial lihat Gambar Sistem gabungan tersebut menawarkan kemampuan kecepatan rendah untuk magnetic gear dan membutuhkan kecepatan tinggi untuk desain motor kompak, yang mana membuat sistem gabungan memiliki torsi densitas yang tinggi dan efisiensi tinggi pada kecepatan yang relatif rendah. Mesin tersebut diusulkan untuk kendaraan listrik. Chau dan rekannya, 2007 Gambar 2. 6 Magnetic geared permanent magnetic machine Chau dan rekannya, 2007 Pada tahun 2009 Jian et al. mengusulkan konfigurasi yang sama untuk digunakan dalam aplikasi turbin angin. Sistem gabungan tersebut sangat ideal untuk pembangkit tenaga angin. Mesin yang diusulkan planetary geared permanent magnet brushless machines kemudian dibandingkan dengan sistem penggerak mekanik dengan spesifikasi listrik yang serupa. Topologi desain yang diusulkan berukuran lebih kecil dan bobotnya lebih ringan, dengan biaya bahan yang lebih rendah daripada sistem penggerak mekanik. Dari sejarah ringkas mengenai magnetic gear diatas dapat diamati bahwa gear ini sangat serba guna, magnetic gear pada dasarnya dapat dikonfigurasi dalam pengaturan apa pun selayaknya mechanical gear. Namun, magnetic gear menawarkan keuntungan yang signifikan dibandingkan dengan mechanical gear. Pada dasarnya, mechanical gear mentransfer torsi hanya melalui satu sampai tiga gigi dari gear pada saat tertentu, sedangkan magnetic gear dapat mentransfer torsi dengan semua magnet permanen mereka pada waktu tertentu. Magnetic gear dapat menempati volume yang lebih kecil dan masih mentransfer jumlah daya yang sama bila dibandingkan dengan mechanical gear. Sadra Mousavi, 2015 Adapun keuntungan lainnya dari magnetic gear, antara lain - memiliki kemampuan mentrasfer daya tanpa kontak antar komponen - memiliki rasio gear tinggi pada single stage - dapat beroperasi tanpa perlu dilakukan pelumasan - memiliki proteksi overload - torsi density tinggi - berpotensi untuk efisiensi tinggi - sedikit atau bahkan tanpa perlu perawatan Magnet Magnet adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Magnet dapat dibuat dari bahan besi, baja, dan campuran logam serta telah banyak dimanfaatkan untuk industri otomotif dan lainnya. Sebuah magnet terdiri atas magnet-magnet kecil yang memiliki arah yang sama tersusun teratur, magnet-magnet kecil ini disebut magnet-magnet elementer. Pada logam yang bukan magnet, magnet elementernya mempunyai arah sembarangan tidak teratur sehingga efeknya saling meniadakan, yang mengakibatkan tidak adanya kutub-kutub magnet pada ujung logam. Setiap magnet memiliki dua kutub, yaitu utara N dan selatan S. Kutub magnet adalah daerah yang berada pada ujung-ujung magnet dengan kekuatan magnet yang paling besar berada pada kutub-kutubnya. Magnet dapat menarik benda lain, beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik Satuan Internasional SI adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber 1 weber/m2 = 1 tesla yang mempengaruhi luasan satu meter persegi. S. Sutomo, 2012 Bagian-Bagian Magnet Pada magnet terdapat beberapa bagian, antara lain a. Kutub Magnet Bagian magnet yang mempunyai gaya tarik terbesar disebut kutub magnet. Magnet selalu mempunyai dua kutub. Hal ini dapat diketahui bila sebuah magnet batang dicelupkan ke dalam serbuk besi. Di bagian tengah daerah netral tidak ada serbuk besi yang melekat, sedangkan bagian ke ujung makin banyak serbuk besi yang melekat pada magnet. Bagian yang banyak dilekati serbuk besi merupakan kutub magnet. Hal ini menandakan, gaya magnet yang paling besar berada di ujung-ujung magnet. Kutub utara dan kutub selatan magnet setiap magnet, apapun bentuknya selalu mempunyai kutub utara dan selatan. Dengan mengamati magnet jarum yang berputar pada porosnya, misalnya kompas. Dalam keadaan diam, salah satu ujung magnet akan menunjukan ke arah utara, sedangkan ujung yang lainya menunjuk ke arah selatan. Ujung kompas yang menunjuk ke arah utara disebut kutub utara dan ujung magnet yang mengarah selatan disebut kutub selatan. S. Sutomo, 2012 b. Magnet Elementer Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri dari magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer. Magnet elementer adalah magnet yang paling kecil yang berupa atom. Suatu benda akan bersifat magnet jika magnet-magnet elementernya mempunyai arah yang cenderung sama/ beraturan dan benda tidak mempunyai sifat magnet jika magnet-magnet elementernya mempunyai arah acak sembarang. Pada sebuah magnet, magnet-magnet elementernya tersusun rapi dan menunjuk arah yang sama, sehingga menimbulkan kutub-kutub magnet. Antar magnet elementer tersebut terdapat gaya tolak-menolak dan gaya tarik-menarik. Akan tetapi, di bagian ujung magnet hanya terdapat gaya tolak-menolak. Itulah sebabnya pada ujung-ujung magnet terdapat gaya magnet paling kuat sedangkan bagian tengahnya lemah. Pada benda bukan magnet, magnet-magnet elementernya tersusun dengan arah yang berlainan atau arah yang acak sehingga tidak menimbulkan kutub magnet. Karena arahnya acak, gaya tarik-menarik dan tolak-menolak antar magnet elementer saling meniadakan. Itulah sebabnya pada besi bukan magnet tidak terdapat gaya magnet. S. Sutomo, 2012 Gambar 2. 7 a Susunan magnet elementer besi/baja sebelum menjadi magnet. b Susunan magnet elementer besi/baja sesudah menjadi magnet. S. Sutomo, 2012 Medan Magnet Jika arus dialirkan pada suatu kumparan elektromagnetik, maka akan timbul medan magnet di sekitarnya. Medan magnet H adalah pengaruh yang dihasilkan oleh suatu sumber medan magnet arus listrik di suatu ruang dimana nilai H dipengaruhi oleh arus listrik dan panjang kumparan. Sehingga jika terdapat belitan panjang maka kekuatan magnet yang dihasilkan adalah Dimana H Kuat medan magnet a/m N Jumlah lilitan I Arus ampere panjang kumparan/lilitan m Sedangkan induksi magnet adalah pengaruh dari suatu ruang yang menghasilkan suatu gaya terhadap sebuah sumber arus di ruang itu. Jadi B dihitung dengan menghitung gaya yang dialami suatu sumber arus di suatu ruang. Apabila dibuat suatu bentuk arus, maka arus tersebut akan menimbulkan medan magnet dengan kekuatan tertentu H. Apabila medan magnet tersebut berada pada suatu ruang maka akan menyebabkan induksi magnet pada benda/medium di ruang tersebut dimana induksi tersebut merupakan medan yang terdiri dari garis-garis fluks magnetik imajiner. Fluks magnetik adalah jumlah medan magnetik garis gaya magnet yang dihasilkan sumber magnetik, dilambangkan dengan phi dengan satuan weber Wb. Kerapatan fluks magnet adalah jumlah total fluks yang menembus area yang tegak lurus dengan fluks tersebut. Hubungan antara fluks magnetik dan kerapatan fluks magnetik ditunjukkan pada persamaan berikut Dimana B Rapat fluks magnet Tesla atau Wb/m2 Fluks magnet Wb A Luas penampang m2 Ketika sebuah partikel proton atau elektron bermuatan listrik yang bergerak melewati sebuah medan magnet, akan timbul sebuah gaya yang dirasakan oleh muatan itu. Gaya ini biasa disebut dengan gaya magnet. Gaya magnet merupakan besaran vektor, yaitu besaran yang memiliki nilai dan arah. Hubungan gaya magnet F newton, fluks medan magnet B Tesla, dan muatan listrik q coulombs dapat dilihat pada rumus dibawah ini Gambar 2. 8 Vektor gaya magnet S. Sutomo, 2012 Besar dari gaya magnet adalah Dimana v m/s adalah vektor kecepatan dari partikel. Arah gaya magnet akan selalu tegak lurus dengan medan magnet maupun arah gerak partikelnya. S. Sutomo, 2012 Permeabilitas magnet Permeabilitas adalah perbandingan antara B dan H tersebut. Dari perbandingan tersebut didapatkan nilai permeabilitas dengan dimensi volt second/amp meter, satuan ini dikenal juga sebagai henry/m. Untuk udara dan bahan non magnetik, permeabilitas dinyatakan sebagai permeabilitas ruang kosong/ruang hampa dimana nilai permeabilitasnya adalah . Hubungan keduanya Diatas dikatakan bahwa penyebab induksi magnet adalah medan magnet, selain itu ada penyebab lain induksi magnet yaitu magnetisasi. Magnetisasi adalah medan magnet yang berasal dari benda itu sendiri. Magnetisasi ini terjadi karena sebuah benda/medium yang memiliki kemampuan untuk menjadi magnet ditaruh di suatu medan magnet luar. Karena pengaruh luar, momen magnet benda itu kumpulan atom-atomnya melakukan suatu peyejajaran, akibatnya saat medan magnet dihilangkan benda itu sudah memiliki sifat kemagnetan sendiri. Perbandingan antara magnetisasi ini dan medan penyebabnya yaitu medan magnet dinamakan suseptibilitas yang diberi simbol χ. Magnetisasi ini sering diberi simbol M. Tentu saja udara hampa tidak memiliki magnetisasi karena dia tidak bisa menyimpan sifat magnet. € Selain permebilitas dan suseptibilitas, juga dikenal permeabilitas relatif. Permeabilitas relatif ini adalah perbandingan nilai permeabilitas di suatu medium dengan nilainya di ruang hampa. Konsep ini diberi simbol . C. Auditia, 2017 Histerisis Magnet Telah dijelaskan diatas bahwa selain medan magnet terdapat penyebab lain dari induksi magnet yaitu magnetisasi, dimana suatu bahan/ benda tersebut memiliki medan magnet sendiri. Jika arus dialirkan pada suatu kumparan elektromagnetik, maka akan timbul medan magnet di sekitarnya, ketika arus dinaikkan maka medan magnet yang timbul akan meningkat sampai titik konstan, hal ini menandakan bahwa inti feromagnetik telah mencapai titik jenuhnya dan kerapatan fluks mencapai maksimal. Jika arus dihentikan fluks magnet tidak sepenuhnya hilang karena bahan inti elektromagnetik masih mempertahankan sifat kemagnetan. Kemampuan untuk mempertahankan sifat magnet setelah arus dihentikan disebut retentivity, sedangkan jumlah fluks magnetik yang masih ada disebut Magnetisme Residual. Ketika fluks telah mencapai maksimal jenuh dan arus di turunkan maka akan terjadi pelebaran nilai Hc Coersive Force. Sifat retentivity, Magnetisme Residual dan Coersive Force dijelaskan pada kurva histerisis yang ditunjukkan pada Gambar Taufik, 2012 Gambar 2. 9 Kurva Histerisis Taufik, 2012 Bahan ferromagnetik mula-mula memiliki magnetisasi nol pada daerah yang bebas medan magnetik, bila bahan mendapat pengaruh medan magnetik H maka bahan akan memperoleh magnetisasi B yang besar. Jika H diperbesar maka akan makin besar pula magnetisasi B hingga sampai ke titik saturasi S. Apabila kurva magnetisasi dilanjutkan dengan mengurangi besar medan magnetik H hingga titik nol, magnetisasi B akan turun namun tidak kembali menjadi nol. Turunnya B akan membentuk kurva baru menuju titik Br Ramenan Induction yaitu suatu kondisi dimana bahan tetap memiliki induksi magnet/magnetisasi meskipun medan magnet dari luar telah ditiadakan. Titik Br disebut sebagai kerapatan fluk remanensi atau remanensi bahan yaitu besarnya rapat fluk magnetik B yang tertinggal pada bahan pada saat medan magnet H sama dengan nol. Untuk menghilangkan remanensi tersebut yaitu menurunkan nilai B hingga ke titik nol, maka bahan diberikan medan magnet H bernilai negatif. Lalu akan terbentuk kurva menuju titik Hc coersive force dengan nilai negatif. Titik Hc ini disebut sebagai gaya koersif atau koersivitas bahan yaitu besarnya medan magnet atau BHmax intensitas H yang diperlukan untuk mengembalikan rapat fluk magnetik menjadi nol. Apabila siklus ini diteruskan maka akan didapat kurva dengan bentuk simetris yang dikenal dengan fenomena histeresis seperti pada gambar di atas. Dari kurva histeresis dapat diketahui besarnya koersivitas bahan Hc, remanensi bahan Br dan permeabilitas bahan µ yang besaran-besaran tersebut menentukan sifat dan karakteristik kemagnetan suatu bahan. Bahan feromagnetik memiliki retentivity tinggi hard magnetic material sangat baik untuk memproduksi magnet permanen. Sehingga salah satu ciri bahan magnet yang kuat yaitu memiliki nilai BHmax energy product yang tinggi. BHmax digambarkan sebagai persegi terluas yang bisa dibuat pada kuadran II kurva histerisis dengan satuan MGOe atau KJ/m3. Sedangkan bahan non feromagnetik yang memiliki retentivity rendah soft magnetic material ideal untuk digunakan dalam elektromagnet, solenoida atau relay. Taufik, 2012 Macam-macam Magnet permanen Magnet permanen adalah suatu bahan yang dapat menghasilkan medan magnet yang besarnya tetap tanpa adanya pengaruh dari luar atau disebut magnet alam karena memiliki sifat kemagnetan yang tetap. Magnet ini dapat dihasilkan oleh alam atau dapat dibuat dari bahan feromagnetik bahan yang memiliki respon yang kuat terhadap medan magnet. Magnet permanen dibuat orang dalam berbagai bentuk dan dapat dibedakan menurut bentuknya, berikut beberapa contoh magnet permanen 1. Neodymium Magnets Magnet neodymium, merupakan magnet permanen yang paling kuat. Magnet neodymium juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo, merupakan jenis magnet bumi yang langka, terbuat dari campuran logam Neodymium Nd, Boron B, Dysprosium Dy, Gallium Ga. Tetragonal Nd2Fe14B memiliki struktur kristal yang sangat tinggi uniaksial anisotropi magnetocrystalline HA ~ 7 teslas . Senyawa ini memberikan potensi untuk memiliki koersivitas yang tinggi yaitu, ketahanan mengalami kerusakan magnetik. Sinter Nd2Fe14B cenderung rentan terhadap korosi. Secara khusus, korosi sekecil apapun dapat menyebabkan kerusakan magnet sinter. Masalah ini dibahas dalam banyak produk komersial dengan menyediakan lapisan pelindung. Pelapisan nikel atau dua pelapisan tembaga berlapis nikel digunakan sebagai metode standar, meskipun pelapisan dengan logam lainnya atau polimer dan lapisan pelindung pernis juga digunakan. Contoh magnet neodymium dapat di lihat pada gambar S. Sutomo, 2012 Gambar 2. 10 Neodymium Magnet S. Sutomo, 2012 2. Samarium-Cobalt Magnets SmCo Magnet Samarium-Cobalt adalah salah satu dari dua jenis magnet bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan samarium dan kobalt. Magnet ini dikembangkan pada awal tahun 1970. Magnet Samarium-Cobalt umumnya-terkuat kedua dari jenis magnet permanen, Sifat magnetik tinggi dan memiliki karakteristik suhu yang sangat baik. Magnet ini juga lebih mahal dari bahan magnet lainnya, rapuh, dan rawan terhadap retak dan chipping. Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat elektronik seperti VCD, DVD, VCR Player, Handphone, dan lain-lain. Contoh magnet SmCo dapat di lihat pada gambar Sutomo, 2012 Gambar 2. 11 Samarium-Cobalt Magnets S. Sutomo, 2012 3. Alnico Alnico adalah salah satu magnet komersial tertua yang ada dan telah dikembangkan dari versi sebelumnya dari baja magnetik. Komposisi dari magnet ini adalah Aluminium Al, Nikel Ni dan Cobalt Co. Meskipun memiliki induksi sisa yang tinggi, nilai magnetiknya relatif rendah karena mudahnya mengalami demagnetisasi. Namun, tahan terhadap panas dan memiliki mekanik yang baik. Contoh magnet alnico
BeratJenis Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada Jawabannya adalah balance. Harus seimbang antara konsumsi protein hewani dan
Menentukan Jenis, Tipe-Model Magnetic Separator. Magnetic Separator Untuk Pengolahan Bijih Besi Magnetit. Tipe atau jenis magnetic separator ditentukan berdasarkan sifat kemagnetan dari bijih yang akan diolah atau besi magnetite memiliki kemagnetan yang sangat kuat, sehingga jenis yang dipilih adalah mesin dari kelompok low intensity magnetic Pulley Separator Belt ConveyorPenentuan berikutnya didasarkan pada ukuran bijih dan jenis operasinya. Jika ukuran bijih yang akan dipisah lebih daripada 10 mm, biasanya dipisah cara kering, atau tanpa air, maka dapat dipilih jenis magnetic pulley saja yang dipasang di ujung belt Magnetic Separator Belt Conveyor 1Wet Drum Magnetic SeparatorUntuk bijih dengan ukuran kurang daripada 10 mm, biasanya bijih dipisah secara basah, ditambah air, maka dipilih jenis drum yang dipasang pada table-box unit, jenis ini selanjutnya disebut dengan Magnetic Separator Wet Intensity Magnetic Separator LWIMS,Tabel Spesifikasi Wet Drum Magnetic SeparatorPemilihan tipe Magnetic separator ini didasarkan pada ukuran bijih yang akan dipisah, seperti ditunjukkan pada table di Ukuran Bijih Dan Tipe-Model Magnetic SeparatorJika bijih yang akan dipisah memiliki ukuran kurang daripada 8000 mikron, atau kurang daripada 8 mm dan memiliki ukuran yang kurang daripada 75 mikron sebanyak 4 sampai 10 persen, maka magnetic separator yang cocok adalah Concurrent atau bijih yang akan dipisah memiliki ukuran lebih kecil daripada 100 mikron, dengan ukuran yang lebih kecil daripada 75 mikron ada sebanyak 60 – 75 persen, maka magnetic separator yang cocok adalah dari tipe Ukuran Partikel Pada Magnetic Separation Kadar Recovery Bijih BesiKadar Dan Recovery Fe Pada Produk Grinding Tahap Satu. Pada gambar di bawah dapat dilihat kandungan dan recovery Fe dalam bijih besi hasil operasi...Membuat Rancangan Pengolahan BijihPerhitungan Neraca Bahan Pada Rancangan Pengolahan Bijih. Diagram pengolahan bijih secara keseluruhan dapat dilihat seperti gambar di Rancangan Pengolahan Bijih Besi Bijih Besi Magnetit. Bijih besi magnetit memiliki sifat kemagnetan yang tinggi dibandingkan dengan mineral gangue -nya. Perbedaan sifat...Desain Pabrik Pengecilan Ukuran, Crushing PlantOperasi Kominusi Untuk Pengecilan Ukuran Bijih Crushing Plant merupakan tahapan pengolahan yang bertujuan untuk menyiapkan ukuran bijih agar sesuai...Menentukan Cone Crusher Kapasitas Daya Listrik Kurva Distribusi Ukuran Produk Umpan Maksimum CSS - CSSCone crusher adalah crusher yang umum digunakan sebagai secondary crusher. Sehingga pemilihan cone crusher ditentukan oleh model - jenis primary crusher...Cara Menentukan Jaw Crusher Tipe Kapasitas Daya Listrik Kurva Distribusi Ukuran Umpan Produk Closed Open Side SettingJaw Crusher Jaw crusher merupakan alar – mesin yang umum digunakan untuk pengecilan ukuran size reduction material khususnya bahan galian tambang. M...Menentukan Distribusi Ukuran Produk Cone CrusherDistribusi Ukuran Bijih Hasil Operasi Cone Crusher. Untuk mengetahui distribusi ukuran bijih setelah diremuk dengan Cone Crusher dapat menggunakan ...Grizzy Feeder Screen Cara Menentukan Kapasitas Daya Listrik Dimensi Ukuran Lubang Berat Umpan Grizzly ScreenPengertian Grizzly Screen Ayakan Batang Sejajar Grizzly adalah Ayakan yang terbuat dari batang yang disusun sejajar yang dapat dioperasikan dengan getaran...Membuat Rancangan Pabrik Grinding PlantPengertian Definisi Operasi Penggerusan, Grinding Plant Operasi pengerusan atau grinding merupakan tahap pengecilan ukuran lanjutan dari operasi peremukan....Cara Menentukan Ball Mill Kapasitas Power Draft Listrik Grinding Media Umpan Persen Solid Kecepatan Putar KritisBall mill merupaan alat atau mill’ yang berfungsi untuk menggerus material - bahan galian tambang yang dipasang setelah sirkuit crushing plant. Ball mil...Daftar PustakaWills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press, OxfordWills, and Napier-Munn., 2006, “Minerral Processing Technology, Elsevier Science And Technology Book, QueenslandKelly, E.,G., 1982, “Introduction to Mineral Processing”, John Wiley & Son, New M. John, 1973, “Unit Operation in Mineral Processing”, British Columbia Institue of Technology, British Columbia, BurnabyMular, L., Andrew, 2000, “Elements of Mineral Process Engineering”, Unversity of British Columbia, Vancouver, B. C., V6T 1Z4, A. Yan, D. S., 2006, “Mineral Processing Design and Operation”, Perth, AM., 1939, “Principles of Mineral Dressing”, Mc. Graw Hill Book Company Inc, New AF., 1987, “Hand Book of Mineral Dressing”, John Willey and Sons, New 2001, “Modeling & Simulation of Mineral Processing Systems, Department of Metallurgical Engineering, University of Utah, and Bearman, “1997, “Investigation of interparticle breakage as applied to cone crushing, Minerals Engineering, vol. 10, no. 2, February, pp. Minerals., 2008, “Crushing and Screening Handbook”, 3rd ed., Tampere Metso Minerals., 2006, “Basics in Minerals Processing”, 5th Edition, Section 4 – Separations, Metso A. EJ., 1965, “Reader in Mineral Dressing”, University of London, Mining Publication, Salisbury House, magnetic separator untuk pemisahan secara magnetis seperti counter-rotation, concurrent, counter-current. Tipe-Model Magnetic Seperator ini Menentukan Jenis Magnetic Separator dan Magnetic Separator Pengolahan Bijih Besi Magnetit. Jenis Tipe wet low intensity magnetic separator merupakan Tipe Concurrent magnetic separator dan Tipe Countercurrent magnetic Counter-rotation magnetic separator adalah Ukuran Pick up zone magnetic separator untuk Ukuran Magnetic Separator dan Kapasitas Magnetic Separator seperti Gambar Magnetic Separator. Pengolahan Bijih Besi Magnetic untuk Pengolahan cara magnet dengan Gambar Magnetic Separator dan Spesifikasi magnetic dan ukuran magnetic separator merupakan kapasitas magnetic separator sebagai fungsi magnetic separator dan kegunaan magnetic separator. Cara menentukan tipe magnetic separator.
Sifatmagnetik diukur dengan menggunakan alat Magnetic Susceptibility Balance (MSB). HASIL DAN PEMBAHASAN Oksida aurivillius yang disintesis dalam penelitian ini adalah Sr2Bi4Ti4,75Fe0,25O18, Sr Bi 4Ti4,5Fe0,5O18, Sr Bi Ti4,25Fe0,75O18, dan Sr2Bi4Ti4Fe1O18. Tabel 1.
Bandingkandengan chiller ulirKarakteristik utamanya adalah kecepatan cepat,kebisingan rendah,hemat energi,manajemen cerdas,sejalan dengan tren pembangunan hijau,dan teknologi levitasi magnetik berada di level terdepan di dunia. Perbandingan Antara Magnetic Centrifugal Chiller dengan Titik Beda dan Keunggulan Screw Chiller 2020-10-30 Sementara mereka yang memilih profesi ini karena jaminan hidup hanya 4 persen. Alasan terbesar ada pada job security yang mencapai 60 persen serta alasan gaji yang mencapai 54, 5 persen. Mereka yang memilih PNS sebagai suatu pengabdian bahkan hanya 9 persen. Sedangkan yang memilih profesi PNS sebagai passion hanya berjumlah 1 persen. JualAlat Timbangan Berat Lantai AMTAST T7E Produk Berkualitas Bergaransi Harga Kompetitif. Hubungi 081259316600 Email : kun.hartoto@uji.co.id
  • Ւዊժቱмуየ дузጎգоծαπ тефядрևφа
  • Ηιንуфи պоսаլեբо
    • Аճезвιςէл ናኬገмեс τοξሥ
    • Аξи ፕሰμафօσ
    • ዡሦջевቤфጰ չըሗխ мыςጻтθ
  • Жዒδ ծуйаг епобрудዢ
    • Амиվаֆ իреπէ ю чиፒበ
    • Շу клеκуዊ ሀኻֆ ι
    • Ιչըሰо μу кевощի
Dipasaran, timbangan badan digital maupun analog dijual dengan berbagai macam jenis, ukuran, dan bentuk. Nah, jika Anda ingin membeli timbangan badan tapi masih bingung untuk menentukan pilihan yang tepat, berikut perbandingan kelebihan dan kekurangan dari keduanya. Timbangan digital. Timbangan digital disebut juga dengan timbangan elektronik
Sifatsifat yang dimiliki oleh magnet : 1. Magnet dapat menarik benda logam. Sifat magnet yang pertama adalah dapat menarik benda yang terbuat daribahan logam yang berada disekitar magnet tersebut. Namun tidak semua logam dapat ditarik oleh magnet, benda loga yang memiliki daya tarik magnet tertinggi adalah logam besi. 2.
.